Asas-Asas manajemen




                        RANGKUMAN INISIASI ASAS - ASAS MANAJEMEN

Manajemen sebagai fungsi yang dilaksanakan oleh manajer sangat berhubungan dengan usaha manajer lewat kerja sama dengan orang lain untuk mencapai sasaran (objective) tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang tersedia sebaik mungkin. Hal ini menyebabkan manajer senantiasa terlibat dengan pembuatan keputusan (decision making) yang setiap saat harus dilakukannya sehubungan dengan usaha kelompok yang berada di bawah pimpinannya. Oleh sebab itu, sering didefinisikan bahwa management is getting things done through other people, dan lainnya mendefinisikan management is decision making.
Dengan kedua definisi di atas, berarti bahwa studi manajemen pada akhirnya ditujukan agar pembuatan keputusan dapat lebih baik sesuai dengan bidang tempat manajemen tersebut beroperasi, seperti manajemen pemasaran, manajemen perkantoran, dan manajemen produksi.
Sementara itu, pekerjaan manajemen pada dasarnya dapat dipecah menjadi 7 fungsi, yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengadaan staf (staffing), pengarahan (direction), pengawasan (control), pembaharuan (innovation), dan perwakilan (representation). Ketujuh fungsi tersebut akan selalu dijalankan oleh manajer untuk mencapai sasaran (objective) tertentu dalam setiap organisasi.

Walaupun para manajer menjalankan berbagai pertimbangan, pikiran sehat, ataupun pengetahuan sehubungan dengan lapangan pekerjaannya, banyak disiplin ilmu telah mempersiapkan teori dan teknik yang dapat membantu mereka.
Seorang manajer dapat saja menggunakan ilmu ekonomi, sosiologi, ataupun psikologi, bahkan ia dapat juga menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari studi serta percobaan-percobaan yang merupakan pengalaman yang ia peroleh pada saat ia melaksanakan fungsi manajemen. Dalam beberapa pokok studi kadang-kadang seorang manajer akan menghadapi berbagai pandangan yang agak kontradiktif. Namun hal ini diserahkan padanya untuk menentukan yang mana dapat berlaku untuk masalah yang dihadapi, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Mintzberg bahwa manajer memiliki banyak peran.

Bagaimana manajer menjalankan fungsinya, tidaklah merupakan suatu yang sama bagi setiap manajer. Semua ini sangat tergantung kepada masing-masing pribadi manajer itu sendiri. Ada manajer yang menghabiskan seluruh waktunya bagi fungsi manajemen, namun tidak sedikit pula yang menjalankan tugas-tugas yang bukan bersifat manajerial. Namun, Robbins dan Coulter menjabarkan beberapa keahlian yang harus dimiliki oleh seorang manajer yang meliputi keahlian : konseptual, komunikasi, efektivitas, dan interpersonal; dan juga menjelaskan tentang hubungan keahlian yang harus dimiliki oleh manajer dengan fungsi manajemen yang diembannya.

Sistem Taylor mencakup beberapa hal yaitu :
  1. Pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.
  2. Pembentukan pengawas secara fungsional.
  3. Studi tentang waktu dan unsure-unsur pekerjaan melalui penggunaan stop watch.
  4. Studi tentang gerak dengan maksud perbaikan metode kerja.
  5. Metode pembayaran secara diferensial untuk menggairahkan pekerja agar bekerja sebaik mungkin.

Taylor percaya bahwa tidak mungkin untuk menentukan secara pasti jumlah kerja seseorang dalam satuan waktu tertentu, tanpa melakukan studi waktu (time study) yang merupakan sesuatu yang ilmiah dan tidak dapat diragukan kebenarannya. Selanjutnya karena pekerja akan dapat menerima penghasilan yang lebih besar, apabila dapat memenuhi standard, mereka tidak beralasan lagi untuk bekerja secara lamban, dank arena manajemen akan mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang lebih besar, tentunya akan memungkinkan dan bersedia untuk membayar upah tinggi bagi pekerjanya. Kemudian Taylor mengatakan bahwa baik manajemen maupun buruh, kedua-duanya akan mengalami suatu revolusi mental dan mulai bekerja sama dengan gembira.
Frank Gilbreth walaupun bekerja secara bebas, namun kerjanya agak parallel dengan apa yang dilakukan Taylor karena ia lebih menekankan pada studi gerak dan pengembangan bagi perbaikan metode dibandingkan dengan studi waktu. Tetapi secara umum, cara kerja dari dua orang tersebut (Taylor dan Gilbreth) saling melengkapi. Apa yang telah dihasilkan oleh mereka, menghasilkan apa yang pada saat ini dilakukan dalam dunia industry yang tidak hanya menekankan pada studi waktu dan studi gerak, tetapi juga melakukan perbaikan peralatan mesin, penjadwalan, dan lain-lain fase produksi.
Masih banyak lagi tokoh yang berjasa dalam pergerakan manajemen ilmiah yang terlalu banyak untuk diterangkan di sini, namun baik Bertrand Thompson maupun Gantt agaknya lebih memahami masalah human relation dibandingkan dengan apa yang dilakukan Taylor. Baik Gantt maupun Thompson, keduanya menyumbangkan pikirannya bagi pengembangan teknik-teknik manajemen ilmiah.

Fayol percaya bahwa ilmu administrasi dapat digunakan untuk segala macam bentuk administrasi, baik pada industry maupun pemerintahan.
Fayol berpendapat bahwa fungsi-fungsi administrasi meliputi planning, organizing, commanding, coordinating, dan controlling.
Beberapa prinsip-prinsip penting atau petunjuk yang disarankan untuk para administrator adalah unity of command, unity of direction, tanggung jawab yang sama dengan wewenang.
Ahli lain yang berkontribusi dalam mengembangkan teori administrasi umum adalah Max Weber yang mengetengahkan birokrasi ideal dengan bercirikan pada adanya devision of labor, hierarki kekuasaan, seleksi formal, aturan dan regulasi formal, impersonality, serta orientasi karier.

Ada beberapa teori atau pendekatan yang digunakan oleh para peneliti manajemen di antaranya adalah :
1. Pendekatan kuantitatif;
2. Perilaku organisasi;
3. Pendekatan sistem;
4. Pendekatan kontinjensi.

Banyak para peneliti yang ikut berperan dalam mengembangkan teori ataupun pendekatan ilmiah yang berkembang, antara lain; Robert Owen, Hugo Munsterberg, Mary Parker Follett, dan Chester Bernard yang merupakan adokator dalam mengembangkan perilaku organisasi, sebelum dikembangkan lebih lanjut oleh Elton Mayo.
Nama Elton Mayo, seorang peneliti psikologi industry, secara luas selalu dihubungkan dengan percobaan di Howthorne, walaupun sebenarnya ia bukanlah pencetus percobaan tersebut ataupun pimpinan dalam penelitian tersebut. Kesimpulan yang ia tarik dari percobaan tersebut adalah bahwa pekerja akan bahagia dan produktif hanya bila mereka merupakan suatu kelompok kerja yang kompak dan stabil. Sense of belonging adalah hal yang paling diperlukan oleh mereka dibandingkan dengan hal-hal lainnya.

Dalam suatu organisasi tanpa adanya fungsi perencanaan, fungsi-fungsi manajemen lainnya tidak akan ada artinya karena tanpa ada perencanaan tidak ada pekerjaan pengorganisasian, aktuasi (penggerakan), serta pengawasan. Oleh sebab itu, fungsi perencanaan menjadi landasan pokok bagi fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Dengan adanya fungsi perencanaan, kegiatan-kegiatan dalam manajemen dapat dilakukan secara efisien dan efektif sehingga dapat membantu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian perencanaan dapat dilihat sebagai fungsi manajemen, sebagai suatu keputusan, dan sebagai suatu proses.
Perencanaan dapat membantu para manajer dalam pengambilan keputusan dan melakukan suatu tindakan yang akan diambil.
Perencanaan memiliki keuntungan dan kelemahan, namun keduanya tidak mempengaruhi posisinya sebagai fungsi yang fundamental dalam organisasi.

Terdapat banyak macam perencanaan, yaitu perencanaan strategic, taktis, jangka panjang, jangka pendek, umum, spesifik, sekali pakai, dan tetap. Perencanaan strategis dan perencanaan taktis sangat diperlukan dalam pelaksanaan perencanaan. Biasanya perencanaan strategis termasuk dalam perencanaan jangka panjang, sedangkan perencanaan taktis termasuk dalam perencanaan jangka pendek.
Perencanaan strategis berkenaan dengan persoalan yang mendasar (fundamental) dan perspektif yang luas, sedangkan perencanaan taktis berkenaan dengan penentuan penggunaan sumber-sumber yang paling efisien untuk mencapai sasaran yang sudah ditentukan. Dalam pelaksanaan perencanaan ini, semua manajer melaksanakan perencanaan mulai dari tingkat atas, menengah, sampai tingkat bawah. Dalam pelaksanaan perencanaan, perlu juga diketahui oleh setiap manajer tentang beberapa kemungkinan penggunaan strategi yang dapat membantu para manajer.
Satu hal yang cukup penting dan besar peranannya dalam melaksanakan perencanaan adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan partisipasi karena dengan adanya partisipasi ini, dapat diperoleh beberapa manfaat, antara lain hubungan antarmanusia (human relation) dapat menjadi baik dan menunjang tumbuhnya semangat serta keberhasilan bagi suatu rencana oleh semua anggota dalam suatu kelompok.
Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang sangat diperlukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu kurang dari 3 tahun, sedangkan perencanaan jangka panjang adalah perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu lebih dari 3 tahun.
Umumnya, karena perencanaan dan ramalan yang menjadi dasar memerlukan biaya yang cukup mahal, suatu perusahaan mungkin tidak akan membuat rencana untuk suatu jangka yang lebih lama dari pada yang secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan, tetapi untuk membuat rencana jangka pendek mempunyai risiko, jawaban logis mengenai hal ini terletak pada prinsip dari komitmen, yaitu bahwa periode waktu (time periods) yang tercakup oleh perusahaan, sebaiknya cukup untuk memenuhi ikatan-ikatan manajerial (managerial commitments) yang ada.
Perencanaan jangka pendek dan perencanaan jangka panjang, memerlukan waktu (time), usaha-usaha (efforts), dan uang (money). Tanpa ini maka tidak ada hasil yang akan diperoleh.

Sebelum dibuat suatu perencanaan manajerial, perlu diketahui terlebih dahulu langkah utama dalam mengambil keputusan yang meliputi 8 cara, yaitu sebagai berikut :
1. Perumusan masalah
2. Identifikasi sasaran
3. Analisis dan menggolongkan informasi
4. Identifikasi peluang dan hambatan perencanaan
5. Menentukan alternative
6. Memilih alternative
7. Implementasi
8. Evaluasi
Hasil dari perencanaan adalah rencana. Dalam menyusun rencana, beberapa hal yang perlu diketahui antara lain :
1. Sasaran (objective),
2. Kebijakan (policy),
3. Prosedur standard / ukuran baku (standard procedure),
4. Metode (method),
5. Anggaran (budget),
6. Program
7. Proyek
Ketujuh hal tersebut digunakan bagi perencanaan untuk mencapai tujuan organisasi / perusahaan yang telah ditetapkan. Dengan adanya rencana maka pelaksanaan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Jenis-jenis rencana yang ada dalam suatu perusahaan saling bergantungan satu dengan lainnya dan merupakan satu kesatuan.
Pembentukan unit perencanaan dalam suatu perusahaan sangat membantu efektivitas pelaksanaan perencanaan manajerial.

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan organisasi.
Dasar tindakan pengorganisasian menyangkut pekerjaan, orang-orangnya, tempat yang disediakan untuk bekerja, dan hubungan-hubungan antara orang dan sarana atau barangnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah pengorganisasian harus menuju kea rah yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, baik bagi organisasi maupun orang-orangnya.
Bagi semua manajer yang melakukan pengorganisasian ada enam langkah yang harus dipertimbangkan untuk dilaksanakan, yaitu :
1. Mengetahui tujuan;
2. Membagi habis pekerjaan dalam kegiatan-kegiatan bagian;
3. Menggolongkan kegiatan ke dalam satuan-satuan yang praktis;
4. Menentukan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan peralatan serta tempat / ruang fisik yang diperlukan;
5. Penugasan personalia yang cakap;
6. Mendelegasikan wewenang.

Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan, dan mengatur berbagai macam kegiatan yang dipandang perlu untuk mencapai tujuan organisasi.
Dasar tindakan pengorganisasian menyangkut pekerjaan, orang-orangnya, tempat yang disediakan untuk bekerja, dan hubungan-hubungan antara orang dan sarana atau barangnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Langkah pengorganisasian harus menuju kea rah yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, baik bagi organisasi maupun orang-orangnya.
Bagi semua manajer yang melakukan pengorganisasian ada enam langkah yang harus dipertimbangkan untuk dilaksanakan, yaitu :
1. Mengetahui tujuan;
2. Membagi habis pekerjaan dalam kegiatan-kegiatan bagian;
3. Menggolongkan kegiatan ke dalam satuan-satuan yang praktis;
4. Menentukan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan peralatan serta tempat / ruang fisik yang diperlukan;
5. Penugasan personalia yang cakap;
6. Mendelegasikan wewenang.

Hubungan secara organisatoris adalah hubungan yang timbul dari adanya penggunaan wewenang, yang keseluruhannya diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hubungan tersebut memberikan bentuk atau macam organisasi yang dianut. Ada organisasi lini yang wewenang antara atasan terhadap bawahannya dengan jelas dapat dipahami karena bawahan memandang atasan sebagai sumber kekuasaan.
Namun, sesuai perkembangan zaman, organisasi lini tidak dapat bertahan lama karena terdapat berbagai kelemahan. Untuk mengatasi kekurangan ini muncul organisasi lini dan staf, yang di samping petugas-petugas lini terdapat pula petugas bantuan (staf) yang memberikan bantuan kepada manajer dalam hal-hal yang khusus.
Wewewnang lini dan wewenang staf berbeda, baik dalam hubungan dengan petugas lainnya, maupun dengan organisasi secara organisatoris.

Struktur organisasi sebagai alat manajemen berguna untuk memudahkan koordinasi terhadap pekerjaan yang telah dibagi-bagi, atau dipecah kepada beberapa unit atau kelompok. Oleh sebab itu, di dalam menyusun struktur organisasi harus diperhatikan tentang fungsi-fungsi yang akan menjadi dasar dari pembagian kerja nantinya.
Pembagian kerja kepada unit tertentu akan membuat departemenisasi yang semuanya diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan. Suatu organisasi yang tidak terlalu besar pemusatan kekuasaan masih dapat dilaksanakan di tangan satu pimpinan, namun apabila organisasi berkembang menjadi lebih luas maka pemekaran atau desentralisasi perlu dilakukan untuk memudahkan pencapaian tujuan organisasi.

Aktuasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang ditujukan untuk mewujudkan hasil nyata dari pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan dan pengorganisasian. Dalam lingkup kegiatan manajemen aktuasi berperan sebagai “penggerak” dari usaha-usaha yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama.
Ada bermacam-macam tantangan yang dihadapi manajer dalam melaksanakan tugas aktuasi ini. Karena aktuasi sebagai suatu proses yang dimulai dari dalam diri sendiri, menuntut manajer untuk dapat bekerja sama dengan para anggota lainnya serta memiliki tekad untuk maju. Di samping itu juga, untuk dapat memahami para anggotanya, seorang manajer atau pemimpin harus menguasai dasar-dasar ilmu perilaku. Tetapi, dengan dikuasainya ilmu perilaku saja tidak berarti bahwa seorang manajer atau pemimpin telah dapat dengan mudah menjalankan fungsi aktuasi. Kegagalan seorang manajer mengaktuasikan para anggotanya disebabkan tidak mampunya manajer tersebut memotivasi para anggotanya tersebut.
Dengan dikuasainya dasar-dasar ilmu perilaku, seorang manajer dapat mengetahui motivasi apa yang harus dilakukannya, sehingga akhirnya akan memudahkan bagi manajer untuk memotivasi anggotanya. Salah satu cara yang dipakai untuk dapat memotivasi anggotanya adalah dengan memperhatikan jenjang kebutuhan para anggotanya. Motivasi ini adalah penting, karena dengan adanya motivasi berarti seseorang didorong untuk menentukan tindakannya agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Atau dengan kata lain, jika seorang manajer atau pemimpin dapat mengaktuasikan para anggotanya dengan baik, maka akan tumbuhlah motivasi para anggota untuk bergerak ke arah pencapaian tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan unsur yang penting dalam manajemen, karena menyangkut hubungan antara pemimpin dengan anggota dari kelompok tersebut. Komponen dari kepemimpinan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi bawahannya dalam rangka mencapai tujuan dan menyelesaikan tugas yang diinginkan pemimpin tersebut.
Pengaruh dari seorang pemimpin timbul dengan adanya beberapa faktor, yaitu faktor organisatoris dan faktor individual. Faktor organisatoris merupakan kekuasaan yang didapat dari kedudukan dalam organisasi, yaitu berupa kekuasaan yang memaksa, kekuasaan berdasarkan penghargaan atau imbalan, dan kekuasaan yang abash (yang dipunyai seorang penilai / supervisor). Sedangkan faktor individual merupakan faktor yang didapat berdasarkan kemampuan individu, yaitu kekuasaan yang berdasarkan keahlian dan kekuasaan yang berdasarkan penunjukan.
Kepemimpinan kadang-kadang bersifat lebih emosional daripada hal yang rasional, di mana seorang pemimpin mampu membangunkan emosi dan mengetahui karakter para bawahannya dalam rangka mendorong mereka melakukan tugas dengan penuh dedikasi / pengabdian.
Kepemimpinan juga merupakan produk dari bermacam-macam kekuatan tindakan dan interaksi. Dari pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tindakan dan interaksi tersebut merupakan hubungan di antara variable-variabel; variable itu terdiri dari pemimpin, pengikut, organisasi, dan nilai-nilai social dan ekonomi politik. Setiap variable berpengaruh terhadap gaya dan penerapan kepemimpinan.
Kepemimpinan dalam penerapannya dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu sudut pandang pemimpin tersebut pada masalah yang dihadapi, situasi yang dihadapi, dan latar belakang kehidupannya. Pengertian dari kepemimpinan menimbulkan beberapa perbedaan dalam pendekatan terhadap kepemimpinan tersebut. Penekanan mereka banyak hanya memandang salah satu segi saja; seperti pendekatan social, psikologi, perilaku mereka dan sebagainya. 

Masalah-masalah mengenai penilaian, pengembangan, dan kompensasi mempunyai peranan serta pengaruh yang besar dalam rangka pelaksanaan fungsi aktuasi sebagai salah satu fungsi manajemen. Semuanya itu akan dapat dirasakan oleh semua anggota dari semua tingkatan yang ada pada manajemen, karena jika syarat-syarat, kriteria-kriteria dari penilaian (evaluating) yang ada dipenuhi, kemudian metode-metode / media-media dari pengembangan (developing) dilaksanakan dan masalah-masalah yang ada dalam pertimbangan / kebijaksanaan, pemberian / penetapan kompensasi diperhatikan maka tercapainya atau meningkatnya motivasi yang tinggi dari anggota manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dapat dilihat dan dirasakan.


Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menjamin agar apa yang dilaksanakan atau hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Tentu saja pengawasan ini tidak hanya membandingkan hasil dengan apa yang direncanakan, tetapi juga terdapat pengawasan awal dan bersifat preventif. Pengawasan sendiri sebagai suatu proses tentunya melalui tahapan-tahapan pula sehingga proses pengawasan itu dapat berupa sistem, yang kesemuanya akan memberikan informasi beserta data yang diperlukan bagi perbaikan perencanaan selanjutnya. Kesemuanya ini tidak ubahnya seperti dua fungsi yang sukar dipisahkan hubungan antara pengawasan dan perencanaan.
Oleh karena itu, pengawasan sebagai fungsi tidak dapat dipisahkan dengan berbagai usaha membandingkan, baik membandingkan hasil yang dicapai dengan standard yang direncanakan maupun yang menyangkut kuantitas serta kualitas, yang pada akhirnya ditujukan untuk terjadinya tindakan perbaikan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi secara menyeluruh.

Salah satu cara yang memudahkan pengawasan secara menyeluruh bagi seluruh organisasi adalah pemeriksaan manajemen melalui laporan-laporan yang menyediakan berbagai keterangan bagi pimpinan untuk menentukan secara pasti di mana atau mengapa terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah dibuat.
Alat atau instrument pengawasan ini antara lain laporan-laporan seperti neraca, laporan rugi laba ataupun laporan-laporan yang khusus lainnya, misalnya : analisis rasio, ataupun analisis lainnya seperti standar biaya ataupun analisis pengeluaran administrasi, yang pada akhirnya akan dapat menilai apa yang telah dikerjakan oleh organisasi serta pelayanan apa yang telah dilakukan oleh organisasi terhadap masyarakat. 

Pengawasan kuantitas ditujukan kepada sistem mengalirnya barang-barang mulai dari bahan mentah, pembuatannya sampai pada penjualan. Inti dari pengawasan kuantitas ini adalah pengawasan penjualan.
Pengawasan penjualan yang efektif didasarkan pada unit pengawasan penjualan, potensi penjualan untuk unit tersebut serta sifat dari agen-agen penjualan yang dipakai. Sedangkan langkah-langkah di dalam pengawasan penjualan adalah mengukur pelaksanaan penjualan, membandingkan pelaksanaan penjualan dengan standar, dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
Pengawasan terhadap kualitas bukan ditujukan untuk memperoleh kualitas yang terbaik tetapi bagaimana agar kualitas yang dihasilkan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.
Ada dua macam cara yang dapat dipakai dalam pengawasan kualitas, yaitu pengawasan inspeksi dan pengawasan secara statistik. Pengawasan secara inspeksi dapat dilakukan dengan cara inspeksi menyeluruh 100 % atau inspeksi berdasarkan sampel. Pengawasan secara statistik mendasarkan diri pada teori-teori statistik dan metode-metode probabilitas sehingga memperkuat keterandalan (reliability) dari suatu sampel dan mengurangi terjadinya kesalahan.


Telah dijelaskan di muka tentang pengawasan waktu, biaya, dan anggaran yang keseluruhannya dimaksudkan untuk lebih mengefisienkan dan mengefektifkan sumber-sumber manajemen.
Dalam pengawasan waktu ada dua cara, yaitu yang personal dipergunakan oleh manajer untuk mencatat seluruh aktivitas yang dilalaikan oleh pekerja dan yang berhubungan dengan bidang pengawasan produksi, yaitu dalam routing, scheduling, dan dispatching. Dari ketiga kegiatan pengawasan produksi hanya dispatching-lah yang benar-benar merupakan proses pengawasan; yang lainnya lebih merupakan proses pengawasan.
Pelaksanaan pengawasan biaya ditujukan untuk mengadakan pengurangan biaya (cost reduction). Metode yang terkenal adalah metode efektivitas biaya PPBS dan analisis value. PPBS mengutamakan segi rasionalitas dalam pengambilan keputusan, sedangkan analisis value lebih menggunakan teknik menemukan / memperbaiki metode kerja yang lebih baik dan pengidentifikasian biaya yang tidak perlu.
Pengawasan anggaran merupakan proses untuk mengadakan perbandingan antara hasil yang dicapai dengan anggaran yang telah direncanakan sebelumnya. Penyusunan anggaran dilaksanakan pada setiap periode waktu tertentu.
Pengawasan anggaran ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelemahannya pada umumnya timbul karena kegagalan untuk mengakui segi perilaku manusia dalam organisasi.


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url